Rabu, Juli 21, 2010

it's raining!

hi there! hujan udah mulai reda -dan insya Allah bakal reda- saat gue memposting ini. haaah, udah berapa lama ya hujan turun? gue nggak tau dan nggak kepikiran buat menghitung waktu yang udah gue habisin dalam gegap gempita hujan. swear, nggak bohong! suasana hujan kali ini emang gegap gempita buat gue, dan khususnya orang - orang lainnya yang satu rukun tetangga a.k.a RT sama gue.

hujan deras dan runtut kayak gini bukan yang pertama kali gue rasain. tapi yang kali ini beda. gue sedang menghabiskan waktu membaca novel baru gue, ehem, yang judulnya Bumi Cinta, karya terbarunya Kang Abik, ketika adek nomor 2 gue memanggil gue. ternyata dia sedang membantu mama ngeberesin ruang tamu yang udah dirembes sama air hujan. maka tanpa diminta pun gue turut membantu dan jadilah kami sekeluarga bahu membahu mengusir rembesan air hujan yang nyelonong di ruang tamu rumah gue. Alhamdulillah sofa dan semua barang di ruang tamu udah diungsiin ke ruang shalat. Alhamdulillah juga ruang tamu rumah gue yang merangkap garasi motor itu juga nggak terlalu banyak barangnya. mungkin karena nyokap udah ngewanti-wanti kalo banjir kayak gini bakal terjadi.

setelah beberapa saat asyik mengepel sambil tak ayal berkelakar dengan si adek nomor 2, gue menyadari ternyata yang ikut membereskan teras nggak hanya papa, mama, om gue, dan si bungsu, tapi juga om azwardi -yang lebih dikenal sebagai Icuik- tetangga belakang rumah. wah, baik bener si om ini! gue mengintip dari jendela ruang tamu dan menyaksikan kesemrawutan yang terjadi di gang kecil depan rumah gue! oh no baby, banjir man!

tetangga depan rumah gue yang merupakan pengusaha kacangan -jual kacang maksudnya- kurang beruntung. gerobak - gerobak untuk jualan kacang dengan tergesa-gesa diungsikan ke tempat yang lebih aman. rumah mereka pun dimasuki air cukup dalam. mungkin mencapai ketinggian betis orang dewasa. lumayan repot, kan? gue mau nggak mau ikut prihatin...

nah setelah ruang tamu mulai kering, gue dan orang serumah mulai inspeksi mendadak ke sepanjang gang. Ya Allah, ternyata banyak banget yang rumahnya tergenang air sampai setinggi pinggang orang dewasa. kasihan banget mereka! bahkan mungkin malam ini mereka harus mengungsi. kasihan juga anak - anak mereka yang rata - rata masih seumuran odi, adik bungsu gue, yang harus sekolah keesokan paginya. ckckck, miris gue ngeliatnya. miris, Ya Allah...

gue seakan juga bisa merasakan kesedihan seorang teman dan tetangga yang rumahnya rubuh karena terpaan angin dan kuyupnya hujan. Ah, semoga dia nggak kenapa-napa! gue sempat ngeliat tetangga gue itu menangis di telepon genggam ketika ia menceritakan apa yang terjadi pada seseorang entah siapa di seberang telepon sana. Alhamdulillah... Allah masih sedikit lebih menyayangi keluarga gue. Puji syukur tiada terkira bagi-Mu, Ya Allah, Tuhan seru sekalian alam. Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mengatakan...